Senin, 20 Mei 2013

kun kalyadaini wa la takun kal udzunaini

Jadilah seperti kedua tangan jangan jadi seperti kedua telinga.

inilah salah satu judul yang saya pilih dalam pengajian di pernikahan Cucu & Dudi putri dari pa sahdi dan putra dari pa embin. orang tuannya adalah jamaah dari pengajian dari pesantren alam khoiroummah dan alhamdulillah dalam walimah ini undangannya kami buat, serta kursinya pun menyewa dari pesantren.
semoga dengan usaha kecil-kecilan ini pesantren bisa lebih mandiri dalam menjalankan dakwahnya.

judul ini saya pilih karena sangat sederhana namun menggugah.
mengapa tidak?

bila kita lihat Allah swt telah berfirman. dalam surat fushilat ayat  53.

Kami akan memperlihatkan kepada merea tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. tiadakah ckup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu.


kemudian Allah juga berfirman dalam surat Ad-dzariat 20-21

20. dan di bumi tiu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.
21 dan (juga) pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperlihatkan?

Ayat Allah di ufuk dan diseluruh alam disebut ayat kauniah  sedangkan yang tertulis dalam al-Qur'an atau hadits dinamakan ayat kauliah 
diantara  ayat kauniah yang paling dekat adalah anggota tubuh kita, dan diantara anggota tubuh kita yang Rosululloh saw contohkan adalah tangan dan telinga sebagaimana sabdanya,, kun kal yadaini wala takun kal udzunaini. jadilah seperti kedua tangan jangan seperti kedua kaki.

hikmahnya :
1. Kekuatan silaturahmi
tangan merupakan anggota tubuh yang jaraknya paling jauh...coba kita rentangkan.. terlihat kan tangan itu sangat berjauhan tapi walaupun begitu mereka sering bertemu dan saling membantu. berbeda dengan telinga jaraknya hanya satu jengkal namun tak pernah ketemu, bahkan bila yang satu berusaha mendekat, yang lain menjauh.
sebuah keluarga akan tercapai derajat sakinah bila antara suami dan instri sering ketemu, maka kurang dianjurkan bila satu keluarga tidak pernah ketemu sampai berbulan-bulan baik kabar ataupun pisik, karena akan mengurangi keharmonisan dan juga bisa menimbulkan kecemburuan.

2. Kekuatan Kerjasama

bila kita lihat tangan kanan dan tangan kiri itu berbeda kekuatan, berbeda kemampuan dan pada akhirnya berbeda juga fungsinya berbeda.
tangan kanan kuat, maka ia  harus lebih banyak mengerjakan yang berat-berat, ia yang lebih bertanggung jawab pada pekerjaannya. sementara tangan kiri yang lemah ia bertugas membantu tangan kanan terutama  utnuk bersih-bersih.

Suami bagaikan tangan kanan, dan istri bagaikan tangan kiri, laki-laki kuat ia yang harus memimpin arah dari biduk rumah tangga, ia yang berkewajiban menafkahi, sementara istri ia bertugas membantu saja. jangan pernah saling menganggap dirinya lebih penting dari yang lain. bekerjasamalah seperti kedua tangan.

3. Tidak pernah saling Iri.
Tugas yang berbeda memungkinkan konsekwensi yang berbeda, tangan kanan walaupun ia yang bertugas yang berat-berat, tapi ia tidak iri bila tidak di hiasi. sementara tangan kiri walaupun pekerjaannya kotor ia dihibur dengan perhiasan yang ada di jari juga jam tangan yang ada dipergelangannya.

itulah keluarga, suami walaupun ia yang mencari nafkah jangan pernah menyepelekan tugas-tugas istri, karena sebenarnya tugas istri itu adalah tugas untuk suami, berikan penghargaan atas segala tugas yang telah istri kita kerjakan...belikan pakaian yang bagus, belikan hadiah...

4. Tangan gambaran aksi sementara telinga hanya mendengarkan saja.

suami itu harus banyak bekerja bukan banyak diam, atau hanya mendengarkan saja saran-saran dari istri dan keluarganya.

wallohu'alam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar